Sumbar  

SMP Unggul Dharmasraya Disegel, Siswa Terpaksa Pulang

Arosukapost.com – Dharmasraya Adik kandung berinisial AMM juga sebagai PJ. Gubernur Kalimantan Timur segel SMP unggul, tepatnya di jorong Kubang Panjang,Nagari IV Koto Pulau Punjung, Kabupaten Dharmasraya. Pasalnya, tanah yang berada dilokasi sekolah itu diklem sebagai tanah kaum suku piliang.

Pensegelan sekolah menengah pertama itu diduga sudah dilakukan beberapa kali kata Kadis Pendidikan Dharmasraya Bobby Riza Selasa (12/12) melalui telepon selulernya. Dengan kondisinya ini, sejak Senin ( 11/12) hingga Selasa (12/12) siswa dan siswi tidak bisa beraktivitas sebagaimana mestinya.

Disisi lain sertifikat terkait dengan sekolah itu sudah ,tapi belum dibalik namakan atas nama sekolah itu. Tentu dengan hal ini, dia meminta kepastian hukum terkait dengan lokasi tanah sekolah itu. Sebab, persoalan ini jelas sudah melanggar hukum tentu kita kembalikan lagi ke hukum. Jika memang yang ini milik oknum yang bersangkutan sejatinya digugat melalui prosedur hukum.

Baca juga :  Sikapi Kenaikan BBM, Polres Solok Kota Serahkan Bantuan Paket Sembako Kepada Masyarakat

Meski ,pada Senin itu sempat dibuka yang dibantu oleh aparat kepolisian polres Dharmasraya dan Selasa di ulang kembali disegel oleh oknum yang merasa pemilik dari lokasi tanah tempat berdirinya sekolah itu. Akbatnya ,sebanyak 308 orang siswa dan siswi serta 23 orang tenaga pengajar (guru) tidak dapat melaksanakan proses belajar yang disebut – sebut sebagai sekolah unggul itu.

Seperti yang dikatakan oleh beberapa orang Siwa disekolah menengah pertama itu seperti Leni dan siva mengakui memang sekolah kami disegel sejak Senin hingga Selasa. Jadi kami terpaksa pulang tidak bisa belajar lantaran sekolah kami disegel. Namun, apa permasalahannya kami tidak tahu ,”tukasnya dengan rasa kecewa.

Baca juga :  MTQ Nasional ke XII Kabupaten Dharmasraya Ditutup, Sungai Rumbai Juara Umum

Kepala sekolah SMP unggul Asridal caniago menjelaskan bahwa sekolah ini dioperasikan sejak tahun 2009 lalu. Menurutnya semenjak saya jadi kepala sekolah di SMP ini ,sudah 3 kali dilakukan penyegelan oleh oknum yang sama, sayangnya sampai hari ini belum ada penyelesaiannya.

Menyoal soal tanah tempat berdirinya sekolah itu terus terang saya memang tidak tahu dan silahkan ditanyakan kepada pemegang aset yang berada dilingkungan Pemda setempat. Karena sekarang ini tidak titik terang dari penyelesaiannya makanya saya berkoordinasi dengan pihak kepolisian guna mencari solusinya.

Namun dia berharap sekolah ini tetap berjalan proses belajar mengajar sepanjang segel yang dipasang itu dibuka kembali. Jika tidak tentu para siswa dan siswi terouma menghadapi sekolahnya ada keributan seperti segel dipasang oleh oknum,” pintanya. SP. (NG)