Sumbar  

Nasib Siswa SMPN 4 Tigo Lurah Solok, Bertaruh Nyawa Demi Mencari Jaringan Internet

Arosukapost.com, Solok – Siswa di SMPN 4 Tigo Lurah, Kabupaten Solok, Sumatera Barat, rupanya harus bertaruh nyawa untuk bisa mengikuti Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) di daerah itu.

Betapa tidak, hal itu terpaksa mereka lakukan berjalan kaki menuju bukit untuk mendapat jaringan internet. Mereka ujian persis di hutan belantara. Kondisi ini tentu berbahaya dan berpotensi menimbulkan akibat buruk bagi keselamatan siswa, termasuk para guru yang ada disana.

Selain itu, ada hal yang tentu mereka kawatirkan dihadapi anak-anak SMP ini yakni, binatang berbisa maupun binatang buas. Tentu mau tidak mau harus mereka ikuti untuk mencari jaringan di atas ketinggian dikampung mereka tersebut.

Mengikuti Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) ini tidak menutup kemungkinan, nasib yang sama juga akan dirasakan oleh siswa dari tingkatan lainnya, karena ANBK 2023 diketahui juga akan segera dilaksanakan untuk tingkat SD, SMP, dan SMA.

“Saya dan teman-teman harus mendaki dari bawah ke atas, jalan dari bawah capeh sekali untuk sampai ketempat yang ada internet, intinya kami bisa ikut ANBK ini” kata para siswi yang mengikuti ujian itu, Senin (18/9/23).

Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Zainal Jusmar, mengatakan bahwa saat ini siswa SMPN 4 Tigo Lurah memang mengikuti ANBK. Namun lantaran sekolah tersebut jauh dari jangkauan internet, maka para siswa terpaksa dibuatkan tempat khusus untuk mengikuti kegiatan itu.

“Memang benar, para siswa di SMPN 4 Tigo Lurah lagi mengikuti ANBK. Mereka tidak di sekolah mengikutinya lantaran tak ada akses internet. Para siswa yang didampingi guru harus mencari tempat ketinggian yang mempunyai akses internet,” kata Zainal saat dihubungi arosukapost.com, Senin(18/9/23).

Baca juga :  Dharmasraya gelar MTQ Nasional ke XII Tingkat Kabupaten Dharmasraya.

Dijelaskan Zainal, tahun sebelumnya para siswa SMPN 4 ini mengukiti ujian ataupun berkaitan dengan menggunakan internet, menumpang ke salah satu sekolah di Kecamatan Bukit Sundi, Kabupaten Solok dengan menempuh 3:jam perjalanan.

Ia pun mengakui hal tersebut. Menurut dia, kondisi ini selalu terulang sejak adanya model pembelajaran baru yakni secara daring. Baginya, kesulitan terbesar yang dialami adalah ketersediaan jaringan internet.

“Sebelumnya para siswa disini numpang untuk mendapatkan akses internet ke Kecamatan tetangga. Sekarang para siswa mencari titik yang hanya ada spot-spot tertentu saja yang bisa mendapatkan jaringan internet,” akui Zainal.

Dilansir dari anbk.kemendikbud, ANBK sendiri merupakan program evaluasi yang diselenggarakan Kemendikbud Ristek guna meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia dengan memotret input, proses, dan output pembelajaran di seluruh tingkat pendidikan. Program ini dilakukan oleh Kemdikbud untuk menilai secara keseluruhan baik dari sisi kognitif maupun non kognitif siswa.

Menyikapi hal itu, Bupati Solok H. Epyardi Asda merasa sangat prihatin dengan kondisi masyarakatnya yang ada di Kecamatan Tigo Lurah. Seperti halnya diketahui, demi melepaskan daerah paling ujung di Kabupaten Solok itu dari ketertinggalan, Bupati yang dikenal dengan latar belakang pengusaha itu terus berusaha untuk melakukan berbagai upaya pembangunan, seperti halnya pembangunan Jalan Kapujan-Rimbo Data yang diusahakannya dengan berkalaborasi bersama Anggota Komisi V  DPR RI, Athari Gauthi Ardhi, dan sudah mulai dikerjakan dengan Anggaran 36 Milyar.

“Saya selalu mengupayakan bagaimana seluruh akses informasi bisa sampai ke masyarakat, karena dijaman serba internet ini. Jaringan seluler tidak sebatas komunikasi saja lagi, tetapi sudah menjadi kebutuhan untuk menunjang banyak hal sendi-sendi kehidupan, terutama dibidang pendidikan, semuanya sekarang sudah serba digital,” kata Bupati Senin,(18/09/2023).

Baca juga :  Sekda Medison Apresiasi Pembukaan Singkarak Fun Camp dan Launching dan CoE 2023

Selain itu, Bupati Solok juga menyampaikan keresahannya terkait dengan usaha pembangunan sarana dan prasarana telekomunikasi di daerah yang dipimpinnya itu. Karena pembangunan fasilitas komunikasi, seperti tower pemancar itu juga menyangkut kepentingan bisnis pihak provider, dimana pertimbangan ekonominya sangat mempengaruhi.

“Tidak saja soal itu, di sisi pemerintah sendiri saya pikir kerumitannya juga sangat luar biasa. Sementara kita menuntut ekonomi dan pendidikan bangsa ini maju, disisi lain kerumitan prosedur malah terkesan menjadi penghalang,” ujar Bupati lagi.

Kemudian terkait pembangunan tower pemancar yang akan di laksanakan di Nagari Bukit Bais, Kecamatan IX Koto Sungai Lasi, Kabupaten Solok. Karena sesuai dengan laporan Walinagari dan Dinas Kominfo yang mengurus teknis pembangunan itu masih terkendala surat rekomendasi dari Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Barat. Padahal sesuai dengan keterangan Walinagari Bukit Bais, dilevel bawah nagari sudah terlebih dahulu semangat dan menyelesaikan soal pembebasan lahan untuk pembangunan Tower, dan kini harus terkendala proses administrasi yang terlalu lama di tingkat Propinsi.

“Sesuai laporan yang saya terima, surat kita sudah masuk ke propinsi dari pertengahan Agustus 2023, dan sampai sekarang belum progres sama sekali, bahkan tim kehutanan yang harusnya sudah melakukan survey kelapangan juga belum. Entah berapa lama proses administrasi seperti itu saja mesti ada kepastian. Sementara waktu dan kebutuhan akan jaringan komunikasi berjalan terus, terutama untuk dunia pendidikan yang serba daring,” jelas Bupati.

Bagi masyarakat Tigo Lurah, dan bagi beberapa wilayah di Kecamatan lain di Kabupaten Solok yang tidak ada akses internet berharap sekali mendapatkannya. Sebab konektifitas jaringan internet merupakan kebutuhan vital dimasa sekarang, karena semua hal menggunakan IT. (NG)