Mengenal Ritual Bakaua, Tradisi Sakral Sianggai-Anggai

Pembantaian seekor kerbau dalam kegiatan Bakau Sianggai-anggai.
Pembantaian seekor kerbau dalam kegiatan Bakau Sianggai-anggai.

Arosukapost.com, Solok- Ritual Bakaua merupakan sebuah tradisi sakral warga Sianggai-anggai, Nagari Sariak Alahan Tigo, Kecamatan Hiliran Gumanti, Kabupaten Solok.

Ritual Bakaua ini konon berasal dari sumpah sakti Angku Sibakua, seorang ulama yang mengembalikan kesuburan pertanian di Sianggai-anggai dengan cara menyebar kemenyan di lahan persawahan yang kering.

Pada saat itu, ada sekelompok masyarakat yang mencemooh keahlian Angku Sibakua hingga beliau hengkang meninggalkan Sianggai-anggai. Namun tak lama setelah kepergian Angku Sibakua, negeri tersebut tandus kembali.

Menyadari kekhilafannya terhadap Angku Sikabua, masyarakat mendatangi dan meminta Angku Sibakua menyuburkan kembali lahan pertanian.

Angku Sibakua menyepakati, namun memberi syarat pada niniak mamak dengan memotong kerbau selama tiga tahun sekali pada hari Jumat, minggu ketiga di bulan Zulhijjah dengan diiringi doa, shalawat dan bakaua dalam istilah setempat.

Baca juga :  Bentuk Rasa Syukur Atas Nikmat Allah SWT, PT. Arosukapost Multimedia Laksanakan Pemotongan Hewan Qurban

Sebelum prosesi pembantaian kerbau dimulai, Angku Sibakua meminta nagari terlebih dahulu dibersihkan secara adat dan syarak. Kok karuah dipajaniah, kusuik disalasaikan.

Hingga saat modern ini, ritual Bakaua tersebut masih dilakukan dan dipercayai masyarakat Sianggai-anggai. Hingga pantangan semacam larangan beraktivitas di sawah setiap hari Minggu masih ditaati masyarakat Sianggai-anggai.

Ritual Bakaua ini telah dilaksanakan sebanyak 86 kali, dan tahun ini akan digelar kembali tepatnya pada Jumat, 15 Juli 2022 mendatang.

Baca juga :  Korban Cakaran Beruang Dibanjiri Bantuan

Dalam ritual Bakaua, linimasa kegiatan diawali dengan rapat oleh para tokoh adat atau niniak mamak untuk mendiskusikan iuran kerbau sesuai dengan kesanggupan ekonomi masyarakat Sianggai-anggai.

Upacara pembantaian sendiri dilaksanakan pada Jumat pagi di balai setempat, dan kepala kerbau itu sendiri dibawa ke hulu sungai, dan dimasak di sana. Setelah dimasak, masyarakat kembali ke balai dan makan bersama dengan dilanjutkan penampilan kesenian anak nagari.

Hulu sungai Sianggai-anggai.
Penampilan kesenian anak nagari.

Acara puncak dilaksanakan keesokan harinya di kapalo banda, atau secara harfiah sebuah lokasi yang berada di hulu sungai di Sianggai-anggai sembari mengucapkan doa-doa dan ritual lain yang merupakan inti dari acara Bakaua itu sendiri.