Melanggar Warisan Budaya Indonesia: Malaysia Dianggap Menjiplak Lagu Halo-Halo Bandung

Arosukapost.com – Jakarta, Lagu Halo-Halo Bandung yang merupakan salah satu lagu perjuangan Indonesia kembali menjadi sorotan setelah muncul video klip lagu yang berjudul Helo Kuala Lumpur yang diduga menjiplak lagu tersebut.

Video klip lagu Helo Kuala Lumpur diunggah oleh kanal YouTube Lagu Kanak TV yang berasal dari Malaysia.

Dalam video tersebut, terlihat beberapa anak-anak kartun menyanyikan lagu Helo Kuala Lumpur sambil memegang bendera Malaysia. Lagu tersebut memiliki irama, melodi, dan lirik yang sangat mirip dengan lagu Halo-Halo Bandung yang diciptakan oleh Ismail Marzuki pada tahun 1940.

Lagu Halo-Halo Bandung menggambarkan semangat perjuangan rakyat kota Bandung dalam masa pascakemerdekaan pada tahun 1946, khususnya dalam peristiwa Bandung Lautan Api.

Baca juga :  Pemain Judi Online yang Jatuh Miskin Berhak Atas Bansos, Tegas Kemensos

Video klip lagu Helo Kuala Lumpur ini mendapat banyak kritik dan protes dari netizen Indonesia yang merasa lagu Halo-Halo Bandung telah dicuri dan diklaim oleh Malaysia.

Beberapa netizen menulis komentar pedas di kolom komentar video tersebut, seperti “Malaysia tukang jiplak”, “Malu dong Malaysia, lagu Indonesia dicuri”, “Halo-halo Bandung bukan milik kalian”, dan sebagainya.

Tidak hanya netizen, beberapa pejabat Indonesia juga angkat bicara terkait dugaan plagiat lagu Halo-Halo Bandung oleh Malaysia.

Sementara itu, Menteri Pariwisata Malaysia membantah bahwa lagu Helo Kuala Lumpur adalah plagiat dari lagu Halo-Halo Bandung.

Ia mengatakan bahwa lagu tersebut adalah lagu kepulauan Nusantara yang dimiliki bersama oleh Indonesia dan Malaysia. Ia juga menantang Indonesia untuk membuktikan bahwa lagu tersebut adalah milik Indonesia.

Baca juga :  Anies: Negara Harus Investasi Pendidikan dan Guru

Namun, bukti rekaman lagu Halo-Halo Bandung akhirnya ditemukan oleh Perum PNRI Cabang Surakarta yang dahulunya adalah PN Lokananta.

Rekaman master dari lagu tersebut masih disimpan oleh perusahaan rekaman tersebut dan diketahui direkam pada tahun 1962 dalam piringan hitam Gramophone. Rekaman ini dikenal sebagai rekaman pertama terhadap lagu tersebut.

Ini bukan kali pertama Malaysia diduga jiplak lagu Indonesia. Sebelumnya, Malaysia juga pernah menggunakan lagu daerah Maluku Rasa Sayange dalam promosi pariwisatanya yang bertajuk Malaysia Truly Asia pada tahun 2017.

Hal ini juga memicu kemarahan dari masyarakat Indonesia yang merasa lagu tersebut adalah warisan budaya Indonesia. (Ly)