Sumbar  

Kasus Stunting di Kabupaten Solok Tinggi, Pemerintah Ajak Semua Pihak Ikut Andil Cegah Penurunannya

Rembuk Stunting di ruang pertemuan Solok Nan Indah, Arosuka, Rabu (7/9/22).
Rembuk Stunting di ruang pertemuan Solok Nan Indah, Arosuka, Rabu (7/9/22).

Arosukapost.com, Solok- Dalam pencegahan dan penanggulan stunting di Kabupaten Solok, pemerintah laksanakan Rembuk Stunting di ruang pertemuan Solok Nan Indah, Arosuka, Rabu (7/9/22).

Diketahui hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) di tahun 2021, prevalensi stunting nasional 24,4%, Sumatera Barat 23,3% dan prevalensi stunting Kabupaten Solok menjadi yang tertinggi di Sumatera Barat yaitu 40,1%.

Persoalan stunting termasuk dalam agenda pembangunan nasional, dan Kabupaten Solok menjadi salah satu lokasi prioritas penanggulangan stunting sejak tahun 2019.

Bupati solok diwakili Sekda Kabupaten Solok Medison, S.Sos, M.Si mengatakan, melalui acara ini diharapkan lahir komitmen dalam menanggulangi permasalahan stunting secara bersama-sama.

Ia mengatakan, stunting tidak hanya mempengaruhi tinggi badan balita secara fisik, tetapi juga menghambat perkembangan otak sehingga mempengaruhi tingkat kecerdasan dan kesehatan dalam jangka panjang.

“Kondisi ini mengancam window of opportunity dari bonus demografi dan pencapaian target Indonesia Emas 2045,” ujar Medison.

Baca juga :  DPRD Solsel ke DPRD Kabupaten Solok Lagi untuk Koordinasikan Ini

Meskipun, menurut WHO batasan prevalensi stunting suatu wilayah sebesar 20%, akan tetapi pemerintah telah menetapkan di dalam RPJMN target penurunan stunting di tahun 2024 sebesar 14%.

Medison juga mengatakan, berdasarkan data by name by address pada aplikasi e-PPGBM angka stunting Kabupaten Solok sebesar 16,2% yang diperoleh dari hasil penimbangan masal pada bulan Agustus 2021.

Perbedaan data yang cukup signifikan antara data survei dan data real prevalensi stunting di kabupaten Solok, katanya tidak menjadi hambatan dalam percepatan penurunan stunting di Kabupaten Solok.

Untuk mencapai angka 14% di tahun 2024, katanya lagi, intervensi dilakukan secara sinergis dan bersama-sama oleh pemerintah pusat, provinsi, kabupaten, nagari dengan masyarakat dan pihak swasta.

Medison berharap, semua pihak ikut andil dalam penurunan angka stunting, bekerja sama untuk membangun SDM yang berkualitas di masa yang akan datang.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Solok Zulhendri berharap kegiatan dan koordinasi di lapangan dapat semaksimal mungkin didukung semua pihak mencapai target penurunan stunting.

Baca juga :  Dibuka! Pembukaan Hari Jadi Kabupaten Solok ke-109 Berlangsung Meriah

“Intervensi spesifik pada penderita stunting dan cacing telah dilaksanakan, Dinas Kesehatan meminta dukungan semua pihak terkait termasuk OPD yang terlibat seperti dinas pertanian terkait pangan, di mana pangan dari hasil tani lokal diharapkan dapat membantu permasalahan gizi anak,” sebutnya.

Zulhendri menjelaskan, penderita stunting yang tidak memiliki jaminan kesehatan akan dibantu pemerintah daerah bekerja sama dengan Rumah Sakit Arosuka dan BAZNAS dalam pembiayaan kesehatan.

“Diharapkan juga bantuan dari Dinas Pendidikan tentang pola ajar anak terutama PAUD dan TK,” pintanya.

Di akhir, bantuan jorong dan wali nagari juga diperlukan untuk mensurvey hingga cakupan pelosok. Kemudian organisasi profesi kesehatan membantu dalam hal sumbang pikiran untuk bersama-sama mencari jalan keluar permasalahan stunting yang tinggi di Kabupaten Solok.

Penulis: ShinkyEditor: DW