Sumbar  

Ilau, Tradisi Ratok yang Menjadi Seni Khas Nagari Salayo

Arosukapost.com – Nagari Salayo, Kecamatan Kubung, Kabupaten Solok memiliki sebuah tradisi unik yang bernama ilau atau bailau. Ilau adalah sebuah seni ratok yang dilakukan oleh masyarakat nagari salayo ketika ada kerabat atau keluarga yang meninggal di rantau dan mayatnya tidak bisa dibawa pulang ke kampung halaman.

Menurut Ketua Bundo Kanduang Nagari Salayo, Bundo Hj. Marliusna Jamin, ilau bermula dari meninggalnya salah seorang putra terbaik nagari salayo tahun 1965 yang merupakan duta besar Indonesia untuk Filipina dan meninggal di Manila. Mayatnya tidak bisa dibawa pulang ke salayo dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata Jakarta. Sebagai bentuk penghormatan dan pengenangan, keluarga yang di salayo serta bako beliau yang dari Solok melakukan ilau. Bako beliau sendiri dari Solok mulai dari batas kota Solok dengan salayo sudah melakukan ilau.

Ilau adalah sebuah tarian yang dilakukan oleh para perempuan yang mengenakan pakaian adat minang dan membawa kain songket. Mereka menari dengan meratap-ratap dan memanggil-manggil nama si mayat dengan berteriak-teriak. Tarian ini diiringi oleh musik tradisional seperti talempong, saluang, dan gandang.

Namun, dengan pemahaman agama masyarakat yang semakin berkembang, ilau sudah tidak lagi dilaksanakan sebagai sebuah ritual. Ilau kini sudah menjadi sebuah seni yang terus dilestarikan oleh para bundo kanduang nagari salayo. Mereka berharap tradisi ilau ini tidak hilang dan tetap dipertahankan dan dijaga sebagai sebuah tradisi turun temurun oleh generasi penerus.

Sementara itu, Pamong Budaya Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Solok, Wirasto SH, mengatakan bahwa ilau salayo merupakan salah satu mata budaya yang diusulkan untuk bisa ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia (WBTBI). Ilau juga ada di nagari sumani yang lebih dikenal dengan nama ilau sumani, namun dengan tema dan bentuk yang berbeda. Hanya saja, sama-sama bernama ilau. Disamping itu, ilau salayo juga akan didaftarkan ke Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia sebagai Kekayaan Intelektual Komunal (KIK).

Baca juga :  Kunjungan Safari Ramadhan di Nagari Jawi-jawi Guguk, Kabupaten Solok: Mempererat Silaturahmi dan Ketaqwaan

Ilau salayo adalah salah satu bukti kekayaan dan keanekaragaman budaya yang dimiliki oleh masyarakat Minangkabau. Ilau salayo juga menunjukkan nilai-nilai luhur seperti kekeluargaan, kesetiaan, dan penghormatan kepada yang telah tiada. Semoga tradisi ilau salayo tetap lestari dan menjadi inspirasi bagi generasi muda. (WR)