Arosukapost.com – Elon Musk, CEO Tesla dan SpaceX, terus menjadi perhatian media dengan berbagai inovasi dan kontroversi terkini. Salah satu isu terkini yang menarik perhatian adalah kegagalan Tesla dalam menghadapi regulasi keselamatan otomotif di Amerika Serikat.
Musk telah berjanji untuk memproduksi banyak robotaksi, namun regulasi saat ini tidak memungkinkan produksi massal robotaksi tanpa kontrol manual seperti roda kemudi.
Selain itu, Musk juga terlibat dalam berbagai aktivitas politik. Dia telah menyumbangkan sekitar $75 juta ke PAC pro-Trump dalam tiga bulan terakhir, menunjukkan dukungannya terhadap Donald Trump dalam Pemilu AS 2024.
Musk juga mengkritik Federal Reserve (The Fed) karena tidak menurunkan suku bunga, menyindir kebijakan mereka sebagai bodoh.
Di sisi lain, SpaceX, perusahaan satelit milik Musk, baru-baru ini mencapai pencapaian besar dengan menangkap booster Starship untuk pertama kalinya saat kembali ke bumi setelah peluncuran.
Ini merupakan langkah penting menuju tujuan SpaceX untuk mencapai reusabilitas cepat dalam penerbangan luar angkasa.
Namun, keberhasilan ini tidak menghapus kritik terhadap Musk. Di Brasil, Mahkamah Agung telah mencabut pemblokiran platform X (sebelumnya Twitter) setelah Musk membayar denda sebesar Rp 80 miliar. Meskipun platform tersebut kini dapat beroperasi kembali, Musk masih harus membayar denda tersebut.
Musk juga menghadapi tantangan lain dalam bentuk kritik dari penyedia jasa internet lokal di Indonesia. Layanan internet berbasis satelit milik Musk, Starlink, baru-baru ini diluncurkan di Bali, tetapi banyak penyedia jasa lokal yang merasa pemerintah Indonesia terlalu menganakemaskan Musk.
Dalam keseluruhan, Elon Musk terus menjadi figurnya yang penuh dinamis dan kontroversial di dunia teknologi dan politik. Dengan inovasi yang luar biasa dan kritik yang terus-menerus, Musk tetap menjadi perhatian utama bagi media dan publik. (end)
