Efek Tiga Mantan Bupati Solok: Mahyeldi-Vasko “Naik Daun” di Solok Raya

PENULIS, SYAM CHANIAGO (KETUM FORWANA KAB SOLOK 2013-2023)

Pembaca Yang Budiman,

Arosukapost.com – Kali ini penulis akan mencoba mengurai dinamika perpolitikan di Solok Raya. Munculnya tiga Mantan Bupati Solok makin menarik untuk kita pelajari dan ikuti, kenapa semua sepakat memberikan dukukungan ke Mahyeldi-Vasko, notabene tak memberikan respon untuk putra Solok sendiri, mari ikuti ulasan ini.

Istilah naik daun dewasa ini sangat populer di kalangan pecinta media sosial, dua suku kata ini “naik daun” adalah hal penting yang dinanti bagi facebooker di media sosial. Istilah ini juga menggema dalam panggung politik dalam percaturan “head to head” atau satu lawan satu antara Pasangan Cagub Nomor Urut 1 Mahyeldi-Vasko dengan Epyardi-Ekos.

Pasangan Mahyeldi-Vasko makin naik daun di Solok Raya.Solok Raya meliputi tiga daerah beradik kakak, masih terbilang satu rumpun dan satu kultur, yaitu Kabupaten Solok, Kota Solok dan Kabupaten Solok Selatan.

Munculnya nama para mantan Bupati Solok, Gamawan Fauzi, Gusmal dan Syamsu Rahim memiliki efek luar biasa bagi pasangan Mahyeldi-Vasko.Pasalnya, ketiga tokoh utama di Kabupaten Solok ini masih memiliki karisma yang baik oleh masyarakat, kiprah kepimpinan ketiga ini, terbilang pamong dan birokrat senior, sosok kebapakan yang dinilai telah berhasil dan mampu mengangkat harkat martabat Kabupaten Solok di mata pihak luar dalam memimpin daerah.

Termasuk figur ketiga Mantan orang nomor satu Kabupaten Solok ini tak asing bagi masyarakat di Solok Raya. Cukup dikenal dan mengenal bahkan sanah terkenal, munculnya pernyataan dukungan dari sesepuh ini untuk Mahyeldi-Vasko, akan mendongkrak dukungan masyarakat.

Ini sebuah realita yang pahit, barangkali menjadi sebuah pertanyaan besar bagi Epyadi Asda, kenapa para tokoh Solok saat ini belum lagi berpihak pada putra daeranya sendiri? Jawaban ini bisa dijawab atas penilaian dan sudut pandang masing masing dalam menganalisa kejadian kejadian masa lalu.Pembaca yang budiman,

Sebuah fakta yang dihimpun dari petualangan politik penulis di Kabupaten Solok dalam melakukan konfirmasi dan investigasi mulai dari sesepuh, mantan Bupati Solok, Mantan Anggota DPRD, Pensiunan Pejabat Utama Pemkab Solok, tokoh tokoh masyarakat yang berpengraruh rata rata memberikan dukungan untuk Mahyeldi-Vasko.

Dari perjalanan politik penulis ini, lebih dari 300 tokoh yang di temui diluar petinggi petinggi partai pendukung telah menyatakan sikapnya secara terbuka saat ini belum lagi memberikan dukungan untuk tokoh Solok yang tampil, melainkan mendukung dan siap memenangkan pasangan Mahyeldi-Vasko.Hal ini tentu akan memberikan pengaruh yang sangat besar bagi pasangan Epyardi Asda-Ekos, daerah yang sejatinya manjadi lumbung besar, malah kondisinya terbalik menjadi sebuah beban politik yang sulit diungkapkan dalam sebuah kata kata.

Baca juga :  Edisar, SH,MH, Dari Mantan Birokrat Senior ke Politisi

Ini akan menjadi sebuah tanda tanya yang besar dar berbagai pihak?Tentu pendapat ini juga tak bisa disalahkan ketika “mata” masyarakat di Solok Raya lebih melirik pilihannya untuk pasangan Mahyeldi-Vasko, sebab tokoh tokoh Kabupaten Solok itu, terbilang kritis dan cerdas dalam menentukan pilihannya.

Kondisi ini sangat terbalik bila kita kembali saat putra Solok H Gamawan Fauzi maju bersama Alm Marlis Rahman Calon Pasangan Gubernur/Wagub Sumbar (2005) semua masyarakat Solok merasa terpanggil terbangunnya sebuah benteng yang kuat untuk calon, hebatnya gelombang Rakyat Solok berjuang tanpa dukungan dana, transaksional politik.

Mayoritas masyarakat Solok Raya memenangkan percaturan ini dengan telak, diatas 80 persen suara kemenangan, ini mengantarkan purta Solok menjadi Gubernur Sumbar kala itu, hebatnya kiprah kepemimpinan Gamawan Fauzi sangat membanggakan warga Solok.

Kemudian kepiawaian putra Solok satu ini, mampu menjadi lirikan pemerintah pusat, Presiden SBY menarik Gamawan Fauzi diberikan kepercayaan dan amanah sebagai Mendagri RI pertama dari unsur seorang sipil, sebelumnya jabatan Mendagri itu berasal dari angkatan, baik POLRI maupun TNI.

Begitulah prinsip prinsip diri dari tokoh dan masyarakat Solok Raya dalam menentukan dan memilih pemimpin, sangat normatif dan relevan dalam mengambil keputusan yang dinilai tepat. Jika yang lebih baik akan manampakkan diri mendukungan secara terbuka.

Dalam demokrasi, semua itu bukanlah hal yang tabu dan menyalahi undang undang, sebab secara yuridisnya negara melindungi hak hak yang telah melekat menjadi hak konstitusional rakyat, setiap warga negara berhak menentukan pilihannya dan perlu saling menghargai.

EDO ANDREFSON : MAHYELDI VASKO MENANG TELAK DI BASIS OTEWE

Hari ini beberepa media elektronik dihiasi oleh pemberitaan yang cukup menghebohkan Ranah Minang ini, yaitu pernyataa salah seorang Pengamat Politik Edo Andrefson dari lembaga SBLF Myriset Consultant. Hasil surveinya dukungan ketiga Mantan Bupati Solok Mahyeldi-Vasko menang telak di Solok Raya.

Sebagai pengamat politik, tentu ada alasannya, melalui rilis yang menjadi definisi juga sampai ke penulis secara langsung, mari ikuti petikan dibawah.

Dukungan dari tiga mantan Bupati Solok, Syamsu Rahim, Gusmal hingga Gamawan Fauzi dinilai mempertegas keterpihakan dan masyarakat Solok Raya dan mempertegas dukungan ke pasangan nomor Urut (1) Mahyeldi- Vasko Ruseimy di Pilgub Sumbar 2024.

Menurutnya, hal ini menjadi sebuah sinyal yang sangat kuat, pilihan masyarakat Solok cenderung lebih condong ke Mahyeldi dibandingkan Epyardi Asda (Otewe) yang notabene sebagai putra daerah.

“Berdasarkan survei sebelumnya, pilihan masyarakat Solok memang cenderung ke Mahyeldi, bukan ke Epyardi,” kata Edo di Padang melalui smartponenya, Kamis (3/10/2024).

Dia menilai, tiga mantan bupati itu memiliki pengaruh besar dan pemahaman mendalam tentang kepemimpinan di Kabupaten Solok. Mereka dianggap tidak sembarangan dalam menilai kapasitas dan rekam jejak para calon, khususnya bagi Epyardi Asda yang saat ini menjabat sebagai Bupati Solok dan ikut maju sebagai calon Pilgub Sumbar.

Baca juga :  Deklarasi Relawan Sejuk dan Damai untuk Kemenangan Jhon Firman Pandu-Chandra dan Mahyeldi-Vasko di Kabupaten Solok

Menurut Edo kondisi ini sangat menimbulkan pertanyaan yang cukup mengandung spekukasi yang besar di Sumatera Barat ini, ada apa dengan tiga mantan Bupati Solok tidak mendukung putra daerahnya sendiri?.

“Masyarakat Solok dinilai merasa kurang puas dengan gaya kepemimpinan Epyardi selama menjadi Bupati Solok,” papar Edo.

Ia menjelaskan ada beberapa faktor penyebabnya adalah, selain Epyardi selama memimpin lebih viral, juga tidak terciptanya suasana kondusif di daerah yang di pimpinnya, baik dengan lembaga mauapun di tubuh pemerintah daerah dan masyarakat terjadi penurunan nilai nilai sinergitas dan harmonisasi yang cukup jauh, bila dibandingkan tiga mantan bupati Solok sebelumnya.

Kemudian faktor lainnya adalah berbuntut dari dugaan pelanggaran regulasi usahanya atas reklamasi Danau Singkarak yang wajib dilakukan pembongkaran, proyek Cambai Hill yang dinilai telah menimbulkan kontroversial di tengah masyarakat, terindikasi ini lebih menguntungkan bisnis pribadi dan keluarga dari pada meyelamatkan kepentingan masyarakat secara umum.

“Penolakan terhadap Epyardi di Solok cukup kuat. Mungkin, bagi Epyardi sendiri lebih fokus saat ini lmemberikan suport mendukung istrinya, Emiko untuk memenangkan Pemilihan Bupati Solok, demi menyelamatkan bisnisnya. Barangkali dia menyadari betul bahwa ada resistensi yang kuat dari masyarakat terhadap dirinya,” tutur Edo.

Dia menjelaskan, berdasarkan survei terbaru yang dirilis SBLF beberapa waktu lalu, prediksi pada bulan November mendatang, Mahyeldi-Vasko tetap merajai di Solok Raya.

“jika melihat dari hasil survei sebelumnya, Mahyeldi diatas 70 persen, perkirakan survei di Oktober mendatang akan tetap diatas itu, bahkan mungkin bisa lebih, melihat perkembangan dukungan yang terus meningkat, ” jelas pengamat politik ini.

Ia menambahkan, berdasarkan beberapa informasi, dukungan dari tiga mantan bupati itu diperkirakan melihat Mahyeldi sebagai sosok negarawan dan karismatik, yang lebih memisahkan kepentingan pribadi demi kepentingan rakyat.

Sangat berbeda berbeda yang terjadi dalam kepemimpinan Epyardi yang dinilai lebih mementingkan keuntungan pribadi dan kelompok kelompoknua yang mengatasnamakan tim sukses, termasuk di tubuh pemerintahannya juga terindikasi dirajai tim suksesnya.

“Mantan bupati ini tidak ingin masyarakat Solok salah dalam memilih, mereka ingin melindungi masyarakat dari kepemimpinan yang dinilai sewenang-wenang dan tidak mencerminkan adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah,” imbuh Edo menyudahi.

Pembaca yang budiman,

Demikianlah tulisan ini diangkat dari hasil konfirmasi dan investgasi ke tokoh tokoh Kabupaten Solok dan pandangan dari pengamat politik, semoga tulisan ini juga dapat mencerdaskan dan menjadi sebuah referensi masyarakat dalam menjatuhkan pilihannya yang tepat dan lebih baik. WASSAALAM.