Edisar Manti Basa: Menggali Inspirasi dari Gamawan Fauzi untuk Solok yang Sejuk dan Damai

Arosukapost.com – Guguk, Pada Rabu, 9 Oktober 2024, studio utama Arosukapost yang terletak di Guguak, Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok, menjadi saksi dari wawancara eksklusif antara Pimpinan Arosukapost, Edisar Manti Basa, SH, MH, dengan Syam Chaniago, pimpinan redaksi Arosukapost.

Dalam wawancara tersebut, Edisar mengulas panjang lebar tentang perjalanan politik Gamawan Fauzi, mantan Bupati Solok, serta menyampaikan dukungannya terhadap Jon Firman Pandu sebagai calon Bupati Solok dan Buya Mahyeldi Ansharullah untuk menjadi Gubernur Sumatera Barat periode kedua.

Perjalanan Gamawan Fauzi: Pemindahan Ibu Kota dan Integritas Fakta

Dalam perbincangan tersebut, Edisar mengangkat peran Gamawan Fauzi yang dinilai monumental dalam membangun Kabupaten Solok. Salah satu pencapaian yang paling diingat dari kepemimpinan Gamawan adalah keberaniannya memindahkan ibu kota Kabupaten Solok dari Kotobaru ke Sukarami, yang kemudian diubah namanya menjadi Arosuka singkatan dari Kayu Aro Sukarami. Keputusan tersebut dianggap sebagai titik balik dalam sejarah Kabupaten Solok, karena mencerminkan visi pembangunan yang maju dan modern.

Lebih lanjut, Edisar mengungkapkan bahwa Gamawan Fauzi juga dikenal sebagai pelopor lahirnya fakta integritas dalam pemerintahan. Di bawah kepemimpinannya, konsep integritas menjadi landasan dalam birokrasi, memastikan setiap pejabat pemerintah beroperasi dengan transparansi dan akuntabilitas.

“Gamawan bukan hanya membangun fisik Kabupaten Solok, tetapi juga moral dan etika dalam kepegawaian. Beliau mengajarkan bahwa setiap jenjang karir dalam pemerintahan harus dilalui dengan disiplin dan dedikasi. Beliau membuka jalan bagi para pejabat untuk mencapai posisi kepala dinas melalui jalur yang benar,” ujar Edisar dengan penuh penghormatan.

Kekhawatiran Akan Kemunculan ‘Raja-raja Kecil’

Dalam wawancara yang berlangsung selama hampir dua jam itu, Syam Chaniago mengajukan pertanyaan yang menggelitik, terkait potensi kemunculan ‘raja-raja kecil’ di Kabupaten Solok. Syam menyoroti adanya kurangnya sinkronisasi antarpejabat di pemerintahan saat ini, yang bisa berakibat pada munculnya faksi-faksi dalam birokrasi.

Baca juga :  Hukum Memotong Rambut dan Kuku Selama Dzhul-Hijjah

Menanggapi hal ini, Edisar mengakui bahwa masalah disintegrasi dalam kepemimpinan merupakan tantangan nyata.

“Kami semua berharap era kepemimpinan Gamawan Fauzi bisa kembali lagi. Sinkronisasi dan harmoni antarpejabat sangat penting untuk kemajuan Kabupaten Solok. Oleh karena itu, kami berharap kepemimpinan Jon Firman Pandu mampu mewujudkan hal ini,” tegas Edisar.

Dukungan Penuh untuk Jon Firman Pandu dan Candra

Pada bagian lain wawancara, Edisar secara terbuka menyatakan dukungannya terhadap Jon Firman Pandu sebagai calon Bupati Solok, didampingi Candra sebagai calon wakilnya.

Menurut Edisar, pasangan ini merupakan representasi dari semangat perubahan yang dibutuhkan Kabupaten Solok saat ini.

“Kita harus memilih dengan bijak, demi masa depan Solok yang damai dan sejuk. Jangan sampai kita terjebak dalam metode yang memecah belah. Saya mendukung penuh Jon Firman Pandu karena saya percaya beliau mampu melanjutkan visi pembangunan yang harmonis dan progresif,” ujar Edisar.

Ia juga menyatakan bahwa pemilihan kali ini bukan hanya tentang memenangkan sebuah kursi, melainkan tentang membawa perubahan yang nyata.

“Kita harus berani mengatakan apa yang kita inginkan. Selama ini, perubahan hanya sekadar potret lama yang tergantung di sebuah rumah kosong dan berdebu. Sangat disayangkan jika kita memiliki potensi untuk menciptakan perubahan yang lebih besar, namun tidak melakukannya,” tegasnya.

Kritik Terhadap Kondisi Status Quo

Dalam wawancara yang penuh semangat itu, Edisar juga memberikan kritik tajam terhadap kondisi pemerintahan saat ini, yang ia anggap telah terlalu lama stagnan dalam ketidaknyamanan yang palsu.

Ia menggambarkan kondisi ini seperti ‘jurang Palung Mariana yang gelap’, sebuah analogi yang menunjukkan betapa dalam dan berbahayanya situasi tersebut.

Baca juga :  Kursi: Makna Sebuah Homonim yang Terbungkus dalam Kiasan dan Kehidupan

“Lupakan hal-hal yang kosong yang membuat kita nyaman namun sebetulnya membawa kita ke arah yang salah. Kita harus bangkit dan bersama-sama membangun sebuah daerah yang nyaman dan asri tanpa emosi yang berlebihan,” kata Edisar penuh semangat.

Harapan untuk Solok yang Sejuk dan Damai

Edisar juga menekankan pentingnya menjaga ketenangan dan kedamaian dalam proses politik.

“Hujan telah turun dari langit, membasahi tanah yang selama ini kering dan merintih. Sekarang saatnya kita hentikan deru-deru mesin politik yang merusak kedamaian. Kita menginginkan berjuta kedamaian dan kemajuan untuk daerah ini,” ujar Edisar mengibaratkan perubahan yang diharapkan seperti hujan yang membawa kesuburan.

Dukungan untuk Mahyeldi Ansharullah

Tak hanya berbicara soal pemimpin lokal, Edisar juga menyampaikan dukungannya kepada Buya Mahyeldi Ansharullah untuk kembali memimpin Sumatera Barat sebagai gubernur, dengan Vasco sebagai wakilnya.

Menurut Edisar, Mahyeldi telah membuktikan dirinya sebagai pemimpin yang mampu membawa perubahan signifikan dalam periode pertamanya, dan ia layak diberi kesempatan kedua untuk melanjutkan karyanya.

“Dengan pengalaman dan rekam jejak yang dimiliki, Buya Mahyeldi adalah sosok yang tepat untuk melanjutkan kepemimpinan di Sumatera Barat. Saya mendukung penuh beliau dan yakin bahwa beliau bisa membawa Sumatera Barat ke arah yang lebih baik,” kata Edisar di akhir wawancara.

Melalui wawancara ini, Edisar Manti Basa menyampaikan pandangannya yang mendalam dan penuh harapan bagi masa depan Kabupaten Solok dan Sumatera Barat.

Dengan dukungan terhadap Jon Firman Pandu dan Mahyeldi Ansharullah, Edisar menegaskan keyakinannya bahwa perubahan besar dan positif bisa tercapai, asalkan masyarakat memilih pemimpin yang tepat dan menjaga kedamaian dalam proses politik.