Bulan Imunisasi Anak Nasional, Capain Kabupaten Solok Tertinggi se-Sumatera Barat

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Solok Zulhendri (Baju Putih)
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Solok Zulhendri (Baju Putih)

Arosukapost.com, Solok- Pemerintah Kabupaten Solok terus berupaya meningkatkan kesehatan masyarakatnya melalui imunisasi untuk mencegah berbagai penyakit. Bahkan Daerah penghasil beras ternama ini berhasil mendapat capaian imunisasi peringkat satu atau tertinggi se-Sumatera Barat.

Menurut data dari Dinas Kesehatan Provinsi Sumbar, Imunisasi yang dimulai Kabupaten Solok pada 18 Mei 2022 hingga 8 Juni, untuk imunisasi DPT-HB Hib usia 12-59 bulan (imunisasi kejar) mencapai 10,91 persen. Disusul Padang Panjang 6,94 persen dan Pasaman 6 persen.

Untuk capaian imunisasi campak rubella usia 9 bulan sampai 15 tahun, (imunisasi tambahan) Kabupaten Solok mencapai 38,11 persen, diikuti Dharmasraya 34,4o persen, dan disusul Sawahlunto 31,19 persen.

Imunisasi tersebut diikuti oleh 19 kabupaten dan kota dalam rangka capaian Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN).

Baca juga :  Diduga Perkosa Remaja, Oknum Pimpinan DPRD Kabupaten Solok Dilaporkan ke Polisi

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Solok Zulhendri mengatakan, capain imunisasi tertinggi diraih oleh Kabupaten Solok untuk DPT-Hb HIB.

Dikatakan Zulhendri, ini adalah upaya Pemkab Solok melalui Dinas Kesehatan untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman kepada seluruh masyarakat akan pentingnya pencegahan penyakit campak  rubella dan lainnya.

“Ini upaya pemerintah untuk melindungi masyarakatnya. Pemberian imunisasi dapat melindungi anak-anak dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi sehingga anak lebih sehat dan kebak. Ini relatif murah dibanding mereka terkena penyakit tersebut,” ungkap Zulhendri pada Jumat (10/6/2022).

Kemudian katanya, meski sudah mendapat peringkat pertama dalam capaian imunisasi. Pihaknya akan terus berupaya melakukan peningkatan melalui kerja sama dengan Kemenkes RI dengan kegiatan mulai Jumat dan Sabtu selama 2 hari pada 6 puskesmas dengan target 1.000 orang

Baca juga :  Tiga Tahun Hilang, Heri Warga Sungai Nanam Ditemukan di Panti Sosial Jakarta

“Salah satunya upaya keras kami adalah melakukan percepatan selama 15 hari kedepan. Ini juga dibutuhkan peran dari berbagai pihak,”katanya.

Perlu diketahui, Kementerian Kesehatan telah menyusun 3 strategi untuk menggalakkan imunisasi rutin pada anak guna memberikan perlindungan dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I).

Pertama, menambah 3 jenis imunisasi rutin pada anak yang sebelumnya 11 vaksin menjadi 14 vaksin.

Kedua, digitalisasi data imunisasi. Kementerian Kesehatan telah menyiapkan Aplikasi Sehat IndonesiaKu (ASIK)

“Dan yang ketiga, untuk imunisasi anak akan kita lakukan melalui undangan di aplikasi, sehingga Pemda maupun tenaga kesehatan sudah mengetahui anak yang belum divaksinasi,” tutur Zulhendri.