“Tugas Berat Pjs Bupati Solok: Mengembalikan Kedamaian Hakiki di Daerah”

Arosukapost.com – Angin sepoi mulai berbisik ditelinga, memberikan harapan akan kesejukan. Sejak dilantiknya Pjs Bupati Solok, prahara yang selama ini menyelimuti kompleks perkantoran Arosuka diharapkan segera mereda.

Barangkali banyak penghuni perkantoran yang menghela napas panjang, melepaskan rasa lega yang selama ini terasa terpasung, dibungkam, dan sebagainya. Seakan-akan belenggu mulai terlepas dari kedua pergelangan mereka.

Penulis mengucapkan selamat datang dan selamat bertugas kepada Pjs Bupati Solok, Dr. Drs. Akbar Ali, A.P, M.Si, di Kabupaten Solok yang pernah dipimpin oleh mantan Mendagri RI, Gawaman Fauzi.

Semoga kehadiran pamong ini mampu mengembalikan kedamaian hakiki di daerah dan menciptakan kondusivitas dalam tata kelola pemerintahan. Selain itu, tugas penting lainnya adalah menyukseskan pesta demokrasi yang sudah di ambang pintu.

Ketakutan dan keresahan yang selama ini menyelimuti para pamong dan pakar pemerintahan tak lagi berani berkutik dan tak berani muncul ke permukaan.

Bahkan, yang paling memprihatinkan adalah tergadaikanya jati diri pamong, seolah menodai sumpah jabatannya. Berbagai cara dihalalkan, serta regulasi-regulasi baru diterbitkan, yang berdampak pada hancurnya nilai-nilai sosial kemasyarakatan.

Potret memilukan lainnya, pemerintah melalui para tangan kanannya, satu ketajaman pena pamong, tak lagi mampu berpikir relevan. Tanpa disadari, kebijakan-kebijakan yang dihasilkan justru menindas rakyatnya sendiri. Terlihat adanya intimidasi, diskriminasi, dan yang lebih parah, tindakan tersebut telah mengarah pada kriminalisasi.

Secara fakta, organisasi adat yang selama ini menjadi kebanggaan orang Ranah Minang hancur berkeping-keping. Wali Nagari, yang lahir dari proses demokrasi, terkesan dipecat secara paksa dengan berbagai dalih. Ini adalah sejarah pahit yang cukup memilukan. Sejatinya, mereka seharusnya mendapatkan pembinaan dan perlindungan dari pemerintah daerah. Keadilan sosial pun tak lagi dianggap sebagai bagian penting yang harus diterapkan.

Baca juga :  Pengaruh Globalisasi pada Budaya Lokal: Melestarikan Tradisi dalam Era Modern

Barangkali, satu-satunya daerah di Ranah Minang yang melakukan pemecatan terhadap pimpinan terdepan di nagari adalah daerah ini. Hal ini sangat memprihatinkan, apalagi beberapa Wali Nagari yang diberhentikan mengalami depresi akibat keputusan tersebut. Keberadaan pemerintah daerah tak lagi berfungsi sebagai pembina dan pengayom masyarakatnya.

Siapa yang pantas disalahkan atas nasib rakyat yang seolah terjajah dan tertindas oleh anak bangsanya sendiri, setelah hampir 80 tahun negara ini merdeka? Semoga ini menjadi akhir dari keotoriteran di bumi Markisah, yang dulu pernah menorehkan kejayaan di republik ini. Daerah yang sebelumnya menjadi tempat kunjungan dan teladan bagi daerah lain, kini berubah menjadi bahan cemoohan dan cibiran dari daerah-daerah lain di republik ini.

Kurun waktu dua bulan bukanlah periode yang panjang bagi seorang Pj Bupati. Selain mampu menciptakan netralitas di tubuh ASN, peran kepala dinas yang selama ini lebih arogan daripada pimpinan, telah menanam benih masalah dan bom waktu bagi daerah ini. Beberapa instansi yang selama ini menunjukkan arogansi, baik dalam kebijakan maupun penggunaan anggaran daerah, sangat perlu diteliti secara seksama oleh Pj Bupati yang baru saja mulai bertugas di Arosuka ini.

Baca juga :  Penyempurnaan Gaya Hidup Kota: Kreativitas dan Keberlanjutan

Jika tidak mewaspadai bisa saja bom waktu yang telah ditanam selama ini meledak dihadapan PJs Bupati Solok. Meski ini bukanlah sebuah harapan para tokoh di Kabupaten Solok tercinta ini. 

Barangkali tak banyak yang dituntut oleh masyarakat Kabupaten solok, terbenahi aparatur dan stabilitas, kenyamanan aparatur dalam memberikan pelayanan terhadap masyarakatnya, tak lagi tebang pilih. 

Kemudian, hal penting lainnya adalah mengembalikan nilai-nilai kearifan lokal serta menyatukan kembali organisasi adat yang terpecah belah, sesuai dengan aturan perundang-undangan yang berlaku. Selain itu, diperlukan harmonisasi dan sinergitas antar lembaga dan organisasi yang ada di daerah hingga ke tingkat nagari.

Dengan demikian, kedamaian yang dirindukan banyak orang dapat terwujud di bumi Arosuka tercinta ini di bawah kepemimpinan Pjs Bupati Solok, Akbar Ali, selama dua bulan ke depan. Selama itu, diharapkan tidak ada lagi demo, orasi, atau bentuk protes lainnya. Hubungan antar lembaga dapat terjalin kembali sesuai harapan dalam satu kesatuan yang indah untuk membangun kebersamaan.

Demikian tulisan ini penulis uraikan, semoga dapat menjadi rambu-rambu, evaluasi, dan introspeksi menuju pemerintahan yang baik. Selamat bekerja, Pj Bupati Solok Akbar Ali. Kami akan selalu memberikan kritikan yang membangun sebagai salah satu bentuk kecintaan kami terhadap daerah ini. Wassalam.

Penulis : Syam Chaniago