Strategi Erick Thohir: BUMN dan Kebijakan Pembelian Dolar yang Bijaksana

Arosukapost.com – Jakarta, Di tengah ketidakpastian ekonomi global, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memberikan arahan strategis kepada BUMN untuk melakukan pembelian dolar Amerika Serikat (AS) secara terukur dan bijaksana. Arahan ini diberikan mengingat kondisi geopolitik yang memanas dan penguatan dolar AS yang berdampak pada ekonomi Indonesia.

Erick Thohir menekankan pentingnya pembelian dolar yang optimal dan sesuai dengan kebutuhan, bukan memborong tanpa perhitungan. “Kita harus bijaksana dalam menyikapi kenaikan dolar saat ini,” ungkap Erick.

Hal ini menjadi penting karena beberapa BUMN memiliki porsi utang luar negeri dalam dolar AS yang besar, seperti Pertamina, PLN, BUMN Farmasi, dan MIND ID.

Kenaikan harga energi global dan penguatan dolar AS disebabkan oleh tingkat inflasi di Amerika Serikat yang sulit turun. Situasi ini diperparah oleh konflik geopolitik yang berlangsung, sehingga Bank Sentral di seluruh dunia menunda pemangkasan suku bunga acuan. Akibatnya, terjadi capital outflows dari negara berkembang, yang berujung pada kenaikan imbal hasil obligasi dan suku bunga pasar dana.

Baca juga :  BRIN Siap Transfer Teknologi Pangan dan Pertanian untuk Sumbar

Untuk mengantisipasi dampak tersebut, Erick Thohir mengimbau BUMN untuk melakukan pembelian dolar dengan tepat guna.

“Arahan saya kepada BUMN adalah untuk mengoptimalkan pembelian dolar, artinya adalah terukur dan sesuai dengan kebutuhan,” jelas Erick.

Langkah ini juga sejalan dengan arahan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara dalam menghadapi gejolak ekonomi global.

Pemerintah telah memiliki instrumen dalam bentuk devisa hasil ekspor yang ingin ditempatkan di dalam negeri. Selain itu, pemerintah menginginkan impor konsumtif dapat ditahan dulu dalam situasi saat ini.

Baca juga :  Menteri Luar Negeri Singapura Kunjungi Indonesia untuk Pertemuan 'Leader's Retreat'"

“Pengendalian belanja dan impor BUMN harus dengan prioritas dan sesuai dengan kebutuhan yang paling mendesak,” tambah Erick.

Dengan kebijakan ini, Erick Thohir berharap BUMN dapat lebih awas dan tidak membeli dolar secara berlebihan. Langkah-langkah bijaksana ini diharapkan dapat membantu BUMN dalam mengelola risiko valuta asing dan memastikan stabilitas keuangan perusahaan di tengah fluktuasi pasar global.

Kebijakan pembelian dolar yang bijaksana ini tidak hanya mencerminkan tanggung jawab pemerintah dalam mengelola ekonomi, tetapi juga komitmen untuk menjaga kestabilan ekonomi nasional. Dengan strategi yang tepat, BUMN diharapkan dapat berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berkelanjutan. (Ly)