Gibran: Jawaban Mahfud soal Greenflation Tidak Jelas

Arosukapost.com – Jakarta, 23 Januari 2024. Calon wakil presiden nomor urut dua Gibran Rakabuming Raka mengatakan tidak menemui jawaban yang jelas dari cawapres nomor urut tiga Mahfud MD terkait pertanyaan yang dilontarkannya di dalam debat cawapres, Jakarta, Minggu (21/1/2024).

Dalam debat tersebut Gibran bertanya kepada Mahfud MD terkait cara mengatasi greenflation. Greenflation adalah fenomena inflasi yang dipicu oleh kenaikan harga-harga barang dan jasa yang disebabkan oleh upaya transisi menuju energi hijau.

“Saya nyari-nyari di mana ini jawabannya? kok gak ketemu jawabannya. Saya tanya masalah inflasi hijau, kok malah menjelaskan ekonomi hijau,” tegas Gibran.

Baca juga :  Bank Indonesia Menerima Laporan Modus Penipuan Berkedok Pencairan Dana dengan Biaya Tanda Tangan

Menurut Gibran, pertanyaannya tersebut cukup jelas dan bisa dijawab dengan gamblang.

“Saya kira pertanyaan saya cukup jelas, kok. Saya ingin tahu bagaimana pemerintah mengatasi inflasi yang dipicu oleh transisi menuju energi hijau. Tapi jawaban yang diberikan Pak Mahfud tidak jelas,” kata Gibran.

Sementara itu, Mahfud MD menilai bahwa pertanyaan Gibran tidak layak untuk dijawab. Ia menilai bahwa pertanyaan tersebut ngawur dan mengada-ngada.

“Saya juga ingin mencari tuh, jawabannyua ngawur juga tuh. Gila nih, ngarang-ngarang ndak karuan, mengkait-kaitkan dengan sesuatu yang tidak ada, gitu ya,” tutur Mahfud.

Baca juga :  HUT Lantas ke-67, Kapolri Resmikan Program Prioritas ETLE Nasional di 34 Polda

Mahfud juga mengatakan bahwa pertanyaan Gibran tersebut tidak layak dijawab karena terlalu remeh. Ia menilai bahwa pertanyaan tersebut hanya cocok untuk dijawab oleh mahasiswa tingkat awal.

“Gini loh, kalau akademisi itu, gampangnya kalau bertanya yang gitu-gitu itu recehan, recehan, recehan. Oleh sebab itu, itu tidak layak dijawab menurut saya,” tegas Mahfud.

Perdebatan antara Gibran dan Mahfud soal greenflation tersebut menjadi salah satu sorotan dalam debat cawapres keempat Pilpres 2024. Debat tersebut dinilai menjadi ajang saling serang antarkubu calon presiden dan wakil presiden. (Ly)